Ketika melakukan kampanye di Lapangan Siaga, Bojong Gede, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (7/6), Joko Widodo alias Jokowi mengatakan bahwa orang yang sudah sangat kaya raya sejak lama bakal sulit untuk merakyat.
Bahkan, calon presiden yang diusung PDIP dan koalisinya itu juga mempertanyakan apakah orang kalau yang kaya sekali, apa mau salaman sama rakyatnya? Karena menurut dia, orang kaya sekali tidak bisa merasakan dengan hati karena tidak bisa merasakan hidup rakyat.
Entah sosok siapa yang sedang dituju oleh Jokowi, namun pernyataan tersebut tentu ditujukan untuk lawannya di ajang Pilpres ini, yang tak lain adalah Prabowo Subianto.
Pernyataan Jokowi tersebut sangat miris. Jokowi lupa bahwa pasangannya, Jusuf Kala adalah orang yang sangat kaya sekali dengan berbagai kerajaan bisnis yang tersebar dimana-mana. Disamping itu, secara langsung ataupun tidak langsung Jokowi telah membuat kebencian antara si miskin dengan si kaya karena si kaya tidak mau bersalaman dengan si miskin yang notabene adalah rakyat.
Dibagian lain kampanyenya, Jokowi memperkenalkan program Kartu Indonesia Pintar dan Kartu Indonesia Sehat yang merupakan program andalan Jokowi dan pasangannya Jusuf Kalla jika terpilih memimpin Indonesia 2014-2019.
Padahal saat ini Program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan sudah diberlakukan di seluruh Indonesia, dan untuk program wajib belajar 12 tahun pun sudah diberlakukan di seluruh Indonesia yang mana pemerintah dan pemerintah daerah menjamin terselenggaranya wajib belajar tanpa memungut biaya.
Sudah sepatutnyalah bila Jokowi menyampaikan visi dan misinya secara santun tanpa mendiskriditkan pesaingnya dengan jargon-jargon yang tidak pada tempatnya serta membawa ide-ide baru tentang perubahan, bukan program yang sudah dijalankan oleh pemerintahan sekarang.
Ada pepatah yang mengatakan "Kita Adalah Apa yang Kita Pikirkan." Semoga Jokowi lebih memperhatikan setiap ucapannya ketika melakukan safari kampanye di tengah masyarakat karena bila tidak hati-hati maka ucapan itu akan menjadi bumerang bagi keberhasilannya menuju RI-1.
Sumber : Suaranews
Bahkan, calon presiden yang diusung PDIP dan koalisinya itu juga mempertanyakan apakah orang kalau yang kaya sekali, apa mau salaman sama rakyatnya? Karena menurut dia, orang kaya sekali tidak bisa merasakan dengan hati karena tidak bisa merasakan hidup rakyat.
Entah sosok siapa yang sedang dituju oleh Jokowi, namun pernyataan tersebut tentu ditujukan untuk lawannya di ajang Pilpres ini, yang tak lain adalah Prabowo Subianto.
Pernyataan Jokowi tersebut sangat miris. Jokowi lupa bahwa pasangannya, Jusuf Kala adalah orang yang sangat kaya sekali dengan berbagai kerajaan bisnis yang tersebar dimana-mana. Disamping itu, secara langsung ataupun tidak langsung Jokowi telah membuat kebencian antara si miskin dengan si kaya karena si kaya tidak mau bersalaman dengan si miskin yang notabene adalah rakyat.
Dibagian lain kampanyenya, Jokowi memperkenalkan program Kartu Indonesia Pintar dan Kartu Indonesia Sehat yang merupakan program andalan Jokowi dan pasangannya Jusuf Kalla jika terpilih memimpin Indonesia 2014-2019.
Padahal saat ini Program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan sudah diberlakukan di seluruh Indonesia, dan untuk program wajib belajar 12 tahun pun sudah diberlakukan di seluruh Indonesia yang mana pemerintah dan pemerintah daerah menjamin terselenggaranya wajib belajar tanpa memungut biaya.
Sudah sepatutnyalah bila Jokowi menyampaikan visi dan misinya secara santun tanpa mendiskriditkan pesaingnya dengan jargon-jargon yang tidak pada tempatnya serta membawa ide-ide baru tentang perubahan, bukan program yang sudah dijalankan oleh pemerintahan sekarang.
Ada pepatah yang mengatakan "Kita Adalah Apa yang Kita Pikirkan." Semoga Jokowi lebih memperhatikan setiap ucapannya ketika melakukan safari kampanye di tengah masyarakat karena bila tidak hati-hati maka ucapan itu akan menjadi bumerang bagi keberhasilannya menuju RI-1.
Sumber : Suaranews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar