Dialog Dunia Islam “Derita Mesir, Derita Palestina”
di Aula 34 Masjid Istiqlal Jakarta Pusat, Sabtu (31/5). (komnas kdm)
Demikian alasan yang disampaikan Sekretaris Jenderal Komite Nasional untuk Kemanusiaan dan Demokrasi Mesir (KNDKM) Suhartono yang menjadi narasumber dalam Dialog Dunia Islam “Derita Mesir, Derita Palestina” yang berlangsung di Aula 34 Masjid Istiqlal Jakarta Pusat, Sabtu (31/5).
Lebih lanjut, Suhartono menjelaskan, selain kepedulian yang terus digalang serta penyebaran opini, alasan berikutnya mengharapkan keberkahan dari Allah SWT,
“Karena bagi umat Islam, selain ideologis, masalah Mesir dan Palestina yang utama adalah tragedi kemanusiaan pada abad modern ini,” tegasnya.
Dalam acara yang diselenggarakan Adara Relief International dan KNKDM yang dihadiri tidak kurang dari seratus orang ini, juga mensosialisasi Buku Putih atas tragedi kemanusiaan di Mesir. Buku Putih ini menjelaskan tentang adanya pelanggaran kemanusiaan, penjelasan kronologis pembantaian di depan gedung Pasukan Pengamanan Presiden, simbol Rabia, kemudian banyaknya korban pelajar-mahasiswa terutama anak dan wanita, kampus-kampus menjadi tempat yang paling mencekam, serta kesaksian dari 101 korban tragedi kemanusiaan.
“Kami akan memberikan Buku Putih ini ke Kementerian Luar Negeri RI, Ormas-ormas Islam dan LSM Pro Demokrasi lainnya, untuk awal Insya Allah pekan depan akan kami kirimkan Buku Putih ini ke Menteri Luar Negeri RI beserta jajarannya diantaranya, Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Direktur Jenderal Timur Tengah,” imbuh Suhartono yang juga Doktor dibidang Sejarah dan Peradaban Islam Universitas Al Azhar.
Hal senada diungkapkan narasumber lainnya, Wakil Ketua Adara Relief International Nurjannah Hulwani, yang sempat berkunjung ke tanah penuh berkah Gaza Palestina medio Mei dan November 2012 silam, “Mesir adalah pintu masuk Gaza Palestina, kami memahami dan merasakan betapa sulitnya rakyat Gaza kini, karena pintu masuknya sekarang tertutup rapat akibat rezim militer Mesir yang telah mengkudeta proses demokrasi atas Presiden Muhammad Mursi yang sah,” jelas wanita yang juga Penasehat Badan Musyawarah Organisasi Islam Wanita Indonesia (BMOIWI).
Nurjannah pun menambahkan, dalam acara ini dirinya berharap, umat Islam di Indonesia bisa mendapatkan informasi yang utuh terhadap permasalahan kemanusiaan di Mesir dan Palestina, “Kami berharap dari yang hadir ini dapat menyampaikan ke anggota majelis ta’lim-majelis ta’limnya, Ormas Islam, LSM Pro Demokrasi dan Kemanusiaan, sehingga opini ini secara langsung dapat menyebar dan diketahui oleh rakyat Indonesia secara luas,” tandas aktivis wanita yang juga penulis dua buku hasil pengalaman perjalanan ruhaninya di Mesir dan Palestina.
Acara-acara sejenis akan terus dilakukan Adara, BMOIWI, KNKDM, KNRP serta dukungan dari pihak-pihak lainnya,”Kami akan terus bergerak dan tidak akan pernah berhenti, sampai persoalan kemanusiaan dan demokrasi di Mesir selesai, dan Al Aqsha terbebaskan dari cengkeraman Zionis Yahudi,” pungkasnya semangat.
Sumber : dakwatuna
Tidak ada komentar:
Posting Komentar