"Kami kaget, karena tiba-tiba didatangi timnya dan meminta kompor dikembalikan," kata salah seorang warga Batang Rappe, Zaenal menanggapi perlakuan tim caleg tidak terpilih di daerahnya, Jumat (11/4).
Menurut dia, tim pemenangan caleg itu membagi-bagikan kompor pada puluhan warga pada tiga hari menjelang pencoblosan dengan kesepakatan memilih caleg asal Partai Demokrat itu.
Pada hari H, lanjut dia, sudah mencoblos nama caleg tersebut sesuai kesepakatan. Namun ternyata istri para warga juga diharuskan mencoblos caleg yang sama.
"Lah bagaimana, kita juga sudah terima pemberian dari caleg lain, jadi kami bagilah suara. Apalagi tidak ada perjanjian sebelumnya, harus lebih satu suara," ujarnya.
Zaenal mengaku, saat kompor gas tersebut ditarik, dia tengah melayani pelanggannya yang hendak minum kopi di warungnya.
Dia bersama istrinya sedang memasak menggunakan pemberian caleg tersebut, tiba-tiba salah seorang tim caleg datang meminta agar mengembalikan kompor itu. Karena merasa dipermalukan, Zaenal marah dan langsung membanting kompor tersebut di depan tim caleg.
"Saya jengkel karena dipermalukan. Makanya saya banting kompornya. Saya diancam dilapor ke polisi, tapi saya tidak takut," tegasnya.
Sementara itu, informasi yang berhasil dihimpun di lapangan diketahui, caleg bersangkutan membagikan sekitar 50-an kompor gas pada warga yang tersebar di 3 tempat pemungutan suara (TPS) yakni di TPS 11, 13 dan 14.
Hingga diturunkannya berita ini, belum ada konfirmasi dengan pihak caleg bersangkutan, karena telepon selulernya tidak aktif.
Sumber : Facebook Artati Sansumardi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar