Anak Durhaka, Orang Tua Ingatkan Shalat Malah Dibakar - Bulan Sabit Kembar

Breaking

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Post Top Ad

Responsive Ads Here

12 April 2014

Anak Durhaka, Orang Tua Ingatkan Shalat Malah Dibakar


Aku rapopo Mas. Senadyan wis dingenekne, kapak-kapakno Wiwit iku yo anakku.” Kalimat itu terucap lirih dari bibir Hadi Marsanto (60), warga Sumengko RT 1 RW XII, Sragen Tengah, Sragen saat ditemui terbaring di Bangsal Teratai Kamar 8, RSUD dr Soehadi Prijonagoro Sragen, Jumat (11/4). Tangan kanannya masih dipenuhi bebatan perban tersambung dengan selang infus, sementara di leher dan sebagian wajahnya masih tampak luka bakar berwarna hitam.

Sejenak kemudian pria paruh baya itu menghela napas seolah memendam sesuatu. Sembari mencoba tegar dan menutupi sakitnya, ia sebenarnya mengaku seperti merasakan dua hal bertentangan, yaitu antara kesal dan tidak tega. Kesal jika mengingat niat baiknya menegur putra bungsunya, Wiwit  Mares Barada Asmara (23), ternyata justru dibalas dengan dibakar, sementara ia tak tega jika putranya harus diproses hukum atas tindakan itu.

Dengan pandangan kosong, ia ceritakan perlakuan putra bungsunya Kamis (10/4) malam di rumahnya. Ia menuturkan, aksi pembakaran itu terjadi sekitar pukul 18.30 WIB atau sehabis Magrib. Petang itu, awalnya ia jengkel melihat putranya yang sudah berkeluarga namun masih tinggal serumah dengannya, terlihat masih ngobrol dengan beberapa remaja di belakang rumah. “Saya hanya negur, wayahe salat Magrib ojo jagongan nang kono. Niat saya hanya ngelikke,” urainya.

Rupanya teguran itu membuat Wiwit tersulut emosi. Sempat terjadi adu mulut, kemudian Wiwit langsung mengambil botol air mineral berisi bensin di dekatnya dan disiramkan ke tubuh bapaknya. Tak cukup sampai di situ, Wiwit yang kesal langsung menyulut rokok dan melemparkan ke tubuh bapaknya yang sudah basah oleh bensin. Api pun langsung berkobar dan membakar tubuh pria yang bekerja sebagai buruh itu.

Hadi mengaku tak menyangka anaknya bisa senekat itu, karena sebelum kejadian tidak ada gelagat buruk dan sehari-hari juga tidak ada masalah. Ia menduga perbuatan nekat itu karena faktor kondisi psikis putranya yang hingga kini belum punya pekerjaan tetap, sedang rumah tangganya sudah dikaruniai satu anak.

Karena itulah, ia tetap berupaya agar anaknya bisa bebas dari jerat hukum. Ia juga mengaku kondisinya sudah membaik dan tinggal menunggu keringnya luka bakar. “Mungkin dia khilaf. Makanya saya akan berupaya agar dia bebas. Siapa yang tega anaknya ditahan,” tuturnya.

Kapolres Sragen, AKBP Dhani Hernando melalui Kapolsek Sragen Kota, AKP Parlan mengatakan setelah mendapat laporan, timnya langsung menuju lokasi kejadian dan mengamankan pelaku ke Mapolsek. Menurutnya, saat ini Wiwit masih dilakukan pemeriksaan oleh tim penyidik dan bakal dijerat pasal 351 juncto pasal 44 ayat 1 UU No 23/2004 tentang KDRT dengan ancaman hukuman lima tahun. “Kalau dari pengakuan pelaku, ia jengkel karena bapaknya cerewet dan menegurnya agar pulang salat. Mungkin juga karena tekanan ekonomi karena pelaku sudah berkeluarga dan punya anak, sementara nggak punya pekerjaan tetap,” urai Parlan.






Sumber : Facebook Artati Sansumardi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad

Responsive Ads Here