Setelah Masuk Islam, Laurence Brown Tak Ingin Lagi Jadi Rambo atau James Bond - Bulan Sabit Kembar

Breaking

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Post Top Ad

Responsive Ads Here

9 Desember 2013

Setelah Masuk Islam, Laurence Brown Tak Ingin Lagi Jadi Rambo atau James Bond

AKU Dr. Laurence Brown. Banyak orang bertanya tentang apa yang terjadi setelah aku menjadi muslim? Aku ingat pada saat menjadi muslim, aku mendapatkan rasa damai dan nyaman yang luar biasa. Dan perasaan itu terus menyelubungi diriku. Tapi kehidupan duniawiku berubah menjadi kacau. Orangtuaku tidak mengerti alasanku masuk Islam, tapi saudaraku telah lebih dulu menjadi muslim dan sebenarnya dialah yang memperkenalkan Islam padaku. Dan hanya kamilah yang jadi muslim.

Ketika aku menjadi muslim, orangtuaku merasa kehilangan anaknya karena Islam. Orangtuaku menganut ateisme. Tapi mereka merasa risih melihatku masuk Islam. Dan teman-temanku meninggalkanku, orangtuaku tidak mau berhubungan denganku dan saudaraku. Aku ingat suatu ketika aku mendapat pesan dari mereka bahwa kami jangan lagi mengunjungi, jangan menelpon, jangan menulis surat, jangan menulis kartu pos, email, atau apapun. Bagaimanapun juga, mereka tidak mau kami menghubungi mereka.

Jadi aku dikucilkan oleh teman-temanku, aku dijauhi oleh keluargaku, aku diperlakukan tidak seperti biasanya di tempat kerja, dan mantan istriku menceraikanku, dan dia mengambil anak-anakku. Tentunya dalam proses itu aku juga kehilangan rumahku, aku kehilangan propertiku, aku kehilangan mobilku. Ini tampak seperti lagu country karena aku juga kehilangan anjingku.

Tadinya kami punya beberapa furnitur yang bagus. Kami juga punya rumah untuk tamu. Aku tadinya punya semua ini, tapi kemudian aku hidup dalam sebuah apartemen studio yang disewa mingguan yang ketika kau menaiki tangganya atau mencoba elevatornya, lantainya berderit. Jadi kau bisa membayangkan bagaimana kualitasnya dan siapa saja orang-orang yang tinggal disana. Dan bukan hanya tinggal di dalam apartemen studio yang menyedihkan ini, tapi juga berbagi tempat dengan teman-teman lain yang diceraikan istrinya dan sedang menjalani kesulitan hidup.

Dan lucunya, itulah hari-hari yang paling menyenangkan dalam hidupku. Aku berpikir “Apa yang salah denganku?” Maksudku, kalau di dalam film-film, ketika kau bercerai, kau merasa begitu sedih, kau mulai meninju-ninju tembok dan mungkin sengaja menabrakkan mobilmu. Tapi saat itu aku bahagia. Bahkan itulah salah satu hari-hari paling menyenangkan dalam hidupku.

Dan aku ingat, sebelum aku menjadi muslim, aku melakukan shalat istikharah, shalat minta petunjuk. Aku meminta Allah untuk memilihkan dan menuntunku kepada yang terbaik dan membuatku senang dengannya. Dan sehabis itu aku menyadari kasih sayang Pencipta ketika dia menjawab do’a kita, betapa utuh Dia menjawabnya. Karena Dia telah memilihkan yang terbaik bagiku. Dan bukan hanya itu, dalam kejadian yang seharusnya membuatku tidak menyukainya, tapi Dia membuatku bahagia.

Tentunya Pencipta kita memfirmankan kebenaran. Dan kita dijanjikan dalam agama ini, bahwa kita tidak menyerahkan sesuatu atas nama Allah kecuali Dia akan menggantikannya dengan yang lebih baik. Ketika aku menjadi muslim, aku bercerai tapi Allah memberiku istri yang lain. Dalam keluarga yang pertama aku kehilangan anakku karena putusan pengadilan, tapi Allah memberikanku anak yang lain dan sebuah keluarga yang baru. Aku dikeluarkan dari pekerjaanku karena prasangka anti-Muslim di kemiliteran, tempat dimana aku bekerja. Aku merasa tidak dapat melanjutkannya karena prasangka dari rekan kerjaku.

Aku mengundurkan diri dari kerjaku tapi Allah memberikanku pekerjaan lain yang berkali-kali lipat lebih baik. Aku kehilangan rumahku karena perceraian, Allah memberiku rumah baru di kota suci Madinah. Aku kehilangan kekayaanku, Allah melipat gandakan kekayaanku. Aku tidak merasa kehilangan karena Allah menggantikannya dengan yang lebih baik. Dan pada akhirnya orangtuaku mau bicara lagi denganku. Hubunganku dengan orangtua menjadi semakin baik daripada sebelumnya.

Jadi tidak ada seorangpun yang menyerahkan sesuatu demi kepentingan Allah kecuali Allah akan memberikanmu yang lebih baik. Mungkin ada masa-masa sulit yang harus kau lalui sebelum kau mendapatkan manfaatnya. Tapi ketika kau mendapatkan manfaatnya, Subhanallah, kau akan menyadari kasih sayang yang utuh dari Sang Pencipta.

Pertanyaan lain yang orang-orang tanyakan adalah: apa arti Islam bagiku? Bagiku Islam adalah agama yang mengajarkan kesederhanaan dan kerendahan hati. Berserah diri pada Tuhan tapi juga berserah diri dalam artian umum: berserah diri kepada yang lebih mengetahui. Kau tahu bahwa aku tumbuh di Barat dalam budaya yang kadang menentang siapa yang berkuasa. Tapi faktanya ini adalah hal yang merugikan. Para orang-orang otokrasi berpikir untuk suatu alasan. Mereka adalah orang-orang yang lebih berpengetahuan, atau lebih berpengalaman. Dan jika kau terus-menerus mempertanyakan mereka dan menentangnya, maka akan semakin menyulitkan kita semua.

Jadi aku merasa bahwa Islam adalah agama yang membuat hubungan antar manusia menjadi teratur. Aku merasa bahwa Islam adalah agama damai.

Sebelum masuk Islam, aku tidak menemukan kedamaian dalam hidupku. Sebelum masuk Islam, aku tertarik melihat pisau, aku tertarik melihat senjata, aku biasanya bermain paintball, karena aku berada dalam kemiliteran. Aku menonton film Rambo, Commando, James Bond, dan sebagainya.

Tapi kemudian setelah aku menjadi muslim, tiba-tiba aku tidak tertarik lagi dalam hal-hal semacam itu. Aku menjual atau memberikan senjataku dan bermacam-macam pisau milikku. Bahkan sekarang aku tidak suka melihat ujung sebuah pisau. Bahkan istriku merasa kesal karena aku mengambil semua pisau dapur dan merusak ujungnya. Sejujurnya aku tidak paham apa gunanya ujung sebuah pisau dapur. Tidak seorangpun yang menggunakannya dan itu berbahaya. Hidupku berubah dari kacau menjadi damai dimana aku belum pernah mengalami sebelumnya. Dan aku menjadi seorang pria dengan kedamaian dalam hatinya, berdamai dengan orang-orang di sekitarku, dan berdamai dengan masyarakat umum.

Mungkin rasa damai ini dikarenakan Islam merupakan kasih sayang dari Pencipta kita, jadi Allah-lah yang memberikan kita rasa ini. Ketika kau merasa kau melakukan hal yang benar, mengenali Pencipta kita, dan menyembah-Nya dengan cara yang Dia inginkan, maka kedamaian akan memasuki hidupmu.

Lalu, orang-orang sering bertanya masuk grup Islam manakah diriku? Tapi aku tidak pernah tertarik untuk masuk grup manapun. Memang banyak sekali grup-grup Islam, tapi aku tidak pernah benar-benar bergabung dalam suatu grup. Kurasa karena aku adalah seorang penyendiri, itulah aku apa adanya dan aku bahagia akannya. Dan Islam memberikan hak kepada kita untuk menjadi diri kita apa adanya.

Ketika menjadi muslim, aku telah mengubah hidupku yang sangat tak berorientasi untuk kesenangan duniawi, menjadi kehidupan dimana aku mengejar kedamaian, bukan hanya untuk diriku tapi juga untuk orang-orang disekitarku, dan untuk mengembangkan diriku sebagai seorang muslim, dan untuk menyebarkan pesan Islam. Ini tidak berarti semua orang harus menerimanya, tugas kita hanyalah untuk menyebarkan pesan Islam. Menurutku setiap orang punya haknya masing-masing untuk bebas memilih agamanya sendiri. Kita sebagai manusia ingin memperlakukan orang lain sebagaimana mereka memperlakukan kita. Jadi kita harus menoleransi kebebasan orang dalam memeluk agama sepanjang mereka tidak bersifat merusak. Jika mungkin, lakukan menuju etika global. Sebuah kode universal yang dapat diterima oleh semua orang menembus batas agama dan budaya, dimana setiap manusia dapat bertenggang rasa. Itulah yang ingin kucapai.





Sumber : Facebook Artati Sansumardi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad

Responsive Ads Here