DPR: Menteri Kesehatan Seperti Tidak Tahu Agama - Bulan Sabit Kembar

Breaking

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Post Top Ad

Responsive Ads Here

3 Desember 2013

DPR: Menteri Kesehatan Seperti Tidak Tahu Agama

Ketua PP Muhammadiyah Yunahar Ilyas mengatakan, mengecam keras upaya Menkes membagikan kondom secara gratis ke khalayak umum. Menurut dia, walaupun pekan kondom nasional ini tujuannya baik, namun penyalahgunaannya lebih besar dan berbahaya. "Ini sama saja memudahkan orang untuk berzina," kata dia.

Saat ini tidak ada yang dapat memberikan sanksi orang berzina selain penyakit HIV/AIDS tersebut. Sekarang berzina sudah sangat bebas, untuk itu sanksi sosial di masyarakat sudah mulai luntur hukum KUHP pun tidak bisa memberi sanksi karena alasan suka sama suka. Hal ini menjadi parah ketika pemerintah malah membagi-bagikan kondom.

"Ini seperti melegalkan, mengajak orang berzina. Jadi tinggal hukum Allah dengan penyakit itu." Ucapnya.

Sementara itu Anggota Komisi VIII DPR  Raihan Iskandar mengatakan, program pekan kondom nasional menuai kontra dari berbagai kalangan. Program ini dinilai tidak memberantas akar permasalahan, sedangkan solusinya utama  ada pada pendidikan karakter dan agama.

Pemerintah telah lalai dan gagal dalam membangun pemuda Indonesia yang berkarakter. Namun, saat ini kondom malah dilegalkan. “Jelas program ini tidak menyelesaikan akar masalah. Justru pemerintah malah memfasilitasi tumbuh kembangnya akar permasalahan tersebut,” kata dia.

Pesan yang tersembunyi dari pada program kondomisasi ini adalah melegalkan free sex. Hal ini dapat diartikan bahwa jika tidak mau hamil saat berhubungan seks maka pakailah kondom. Maka program ini merupakan angin segar untuk mereka yang bergaya hidup free sex, karena dengan kondom mereka dapat bebas melakukan seks dengan siapa saja.

“Yang mengerikan ialah pemuda yang sebelumnya tidak terlintas pikiran seks bersama pacarnya untuk mencoba kondom. Ini namanya lebih besar mudharat dari pada manfaatnya untuk mencegah penularan HIV/AIDS,” papar dia.

Selama ini, lanjut dia, negara sudah cukup bertenggang rasa dengan para korban AIDS. Namun, janganlah digeneralisasi seolah-olah semua masyarakat akan terancam HIV. Padahal penularan hanya dapat melalui hubungan seks.

Raihan juga memaparkan, anggaran sebesar Rp50 miliar yang digelontorkan untuk program ini seharusnya dialokasikan dalam program pendidikan karakter atau agama untuk mencegah free seks dan AIDS dikalangan remaja  dan pemuda. Sekaligus hal ini merupakan tindakan preventif yang cukup efektif dan murah.

“Ini Menteri Kesehatan seperti tidak tahu agama. Kemenkes sepertinya tidak memiliki visi yang jelas dan tepat dalam memberantas perilaku seks ini,” jelas dia.

“Maka diduga bahwa ada kepentingan bisnis yang besar dibalik semua. Maka siapa yang diuntungkan dengan kondomisasi. Maka sudah pasti si produsen kondom salah satunya, dan kapitalisasi seks bebas telah terjadi. Bisnis yang mengabaikan dan mengorbankan nilai agama dan moral,” tegasnya.




Sumber : Facebook Artati Sansumardi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad

Responsive Ads Here