Cerita di Balik Ajakan Wali Kota Depok 'Makan Pakai Tangan Kanan' - Bulan Sabit Kembar

Breaking

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Post Top Ad

Responsive Ads Here

4 Desember 2013

Cerita di Balik Ajakan Wali Kota Depok 'Makan Pakai Tangan Kanan'

Pemerintah Kota Depok kerap mengeluarkan program kebijakan yang terkadang dinilai aneh oleh sebagian warga. Sebut saja, program ajakan makan dengan tangan kanan, yang sering digembar-gemborkan oleh Wali Kota Depok, Nur Mahmudi Ismail.

Tak tanggung-tanggung, Nur Mahmudi bahkan, pernah memajang baliho besar di jalan Raya Margonda Depok terkait ajakan untuk menggunakan tangan kanan saat makan dan minum. Pemasangan baliho tersebut, sempat menuai kontroversi dari warga, lantaran pemasangan baliho itu dinilai sebagai pemborosan anggara, lagipula ajakan tersebut terkesan konyol.

Sebagian warga menilai, apa pentingnya ajakan makan dengan tangan kanan, lantas bagaimana jika orang tersebut kidal (Left Handed), atau terbiasa melakukan aktivitas dengan tangan kiri?

Menanggapi hal itu, Nur Mahmudi pun punya jawaban sendiri. "Makan dengan tangan kanan itu terkait dengan pembentukan karakter seseorang," kata Nur Mahmudi saat mengunjungi kantor redaksi Okezone, di  Komplek MNC, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Selasa (3/12/2013).

Nur Mahmudi berkisah, awal mula munculnya ajakan tersebut. "Saat itu, saya melihat, Ada camat di tengah forum tiba-tiba minum dengan tangan kiri. Buka Puasa bersama dengan gubernur, saya juga melihat seorang Kepala Dinas makan dengan tangan kiri," katanya.

"Semua itu dilihat oleh anak-anak," tambah Nur Mahmudi.

Menurut Nur Mahmudi, hal itu sangatlah tidak pantas. Di saat guru dan orang tua mengajarkan anaknya untuk bersalaman dengan tangan kanan, makan dengan tangan kanan. "Tapi prakteknya berbeda. Bertentangan dengan realita. Di depan anak-anak," ujarnya.

Diapun kemudian berkonsultasi dengan Dewan Harian Cabang (DHC 45) Legiun Veteran. "Saya bertanya apakah hal (makan dengan tangan kiri) itu bagus, mereka menjawab tidak," kata Nur.

Dari situlah, Nur, merasa bahwa makan dengan tangan kanan itu terkait dengan karakter sebuah bangsa. "ini persoalannya pantas atau tidak pantas, tapi karakter. Coba tengok orang Jepang, meskipun mereka bangsa yang besar, modern, dan negara maju, tapi mereka tidak pernah malu, untuk memberikan penghormatan kepada orang lain dengan membungkukan badan," ujar Nur Mahmudi.

Memang, diakui Nur, ajakan tersebut terkesan aneh. "Tapi ini bisa menjadi urusan dasar," katanya.

Lantas, bagaimana dengan orang yang terbiasa kidal?

Nur Mahmudi menjawab santai, "Tak ada bedanya dengan orang yang right handed, sesekali mereka juga bisa beraktivitas menggunakan tangan kiri. Begitu juga dengan yang kidal, masa hanya untuk makan dan minum sekali menggunakan tangan kanan saja tidak bisa," tutupnya.





Sumber : Facebook Artati Sansumardi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad

Responsive Ads Here