Fenomena Sakaratul Maut - Bulan Sabit Kembar

Breaking

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Post Top Ad

Responsive Ads Here

22 Oktober 2013

Fenomena Sakaratul Maut

Kalimat Pembuka

Kematian pasti akan dialami setiap manusia. Semua akan merasakannya. Para raja dan hamba sahaya, pemimpin dan yang dipimpin, orang kaya dan miskin. Sungguh beruntung orang-orang yang menyiapkan diri  untuk menghadapinya, dan merugilah orang-oarang yang melalaikannya. Mereka yang menyiapkan diri untuknya adalah orang yang paling cerdas dan mulia, sedang mereka yang melalaikannya adalah orang yang bodoh dan hina.

Landasan Syar’i

 Allah SWT berfirman: “Semua yang ada di bumi itu akan binasa” (QS.Ar-Rahman:26)

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati”(QS.Ali Imran:185)

Hakekat Kematian

Sebagaimana yang ditunjukkan berbagai nash, hakekat kematian adalah terpisahnya ruh dari jasad. Setelah itu ruh tetap kekal. Mati adalah terputusnya perilaku ruh dari badan dan berhentinya badan sebagai alat bagi ruh.

Imam Hasan Al Bashri berkata tentang kematian : ”Kematian telah menguak keburukan dunia dan tidak meninggalkan bagi orang yang berakal suatu kegembiraan pun.”

Artinya, Setiap orang yang riang gembira dengan segala yang dia miliki berupa harta dan ank-anak serta apa yang dimilikinya berupa kedudukan dan jabatan, apabila kematian disebutkan maka semua itu menjadi keruh.

Kepastian Dan Rahasia Kematian

Kematian pasti datang, Tak seorangpun mampu lari menghidar dari cengkeramannya. ”Katakanlah, sungguh kematian yang kamu lari daripadanya, ia pasti menemui kamu.”QS. Al Jumu’ah:8).

Kematian kedatangannya tidak bisa ditahan dan ditolak. Dia akan menaiki tembok tinggi, meloncati pagar yang kokoh. Tidak ada suatu benteng yang mampu melindungi seseorang darinya.

“Di mana saja kamu berada, kematian akan mmendapatkan kamu, kendatipun  kamu di dalam benteng  yang tinggi lagi kokoh…”(QS.An Nisa’: 78)

Kematian siap menjemput siapa saja, yang kecil dan yang dewasa, yang kuat dan yang lemah, si kaya dan si miskin. Ia siap menjemput kapan saja siang atau malam. Dia tidak akan pernah memberi batas waktu tenggang, tidak bisa diajukan ataupun ditunda walau sesaat.

“ Maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak dapat pula memajukannya.”(Al A’raf:34)

Begitulah kiranya, kepastian dan rahasia kematian yang semestinya menyadarkan kita untuk selalu mengingat dan siap menghadapinya.

Ibnu Umar ra. Berkata :”Aku datang menemui Nabi SAW, lalu salah seorang bertanya : ”Siapakah orang yang paling cerdas dan mulia wahai Rasulullah? Nabi SAW menjawab:”Orang yang paling banyak mengingat kematian dan paling siap menghadapinya, mereka itulah orang-orang yang cerdas, mereka pergi dengan membawa kemulyaan dunia dan kehormatan akhirat”(Ibnu Majah dan Ibnu Abi Dunya)

Kedahsyatan Sakaratul Maut

Saat ajal akan tiba,setiap manusia akan merasakan suatu kondisi yang dinamakan sakaratul maut. Allah berfirman : ”Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya, Itulah yang kamu selalu lari daripadanya”(QS.Qof:19).

Rasulullah SAW bersabda : ”sesungguhnya kematian itu memiliki saat-saat sakarat”(HR.Bukhari).

Diriwayatkan bahwa ketika Amr bin Al-Ash  ra. sedang dalam sakarat, putranya bernama Abdullah berkata kepadanya :”Wahai ayah terangkanlah kematian padaku karena engkaulah yang paling jujur dalam melukiskannya.” Lalu ia mengatakan :”Wahai putraku, demi Allah seolah-olah gunung dunia berada di atas dadaku dan sepertinya aku bernafas dari lobang jarum.”

Ka’b Al-Akhbar pernah ditanya oleh Umar ra.:”Jelaskan kematian kepadaku!”  Ia menjawab:”Wahai Amirul Mukminin perumpamaan kematian itu seperti seseorang yang dipukul dengan dahan pohon bidara yang berduri, lalu masing-masing duri itu menancap di urat-urat lantas dahan tersebut ditarik, sehingga setiap urat dalam tubuh ikut tertarik.”

Nabi SAW merasakan kematian dan sakaratul maut sebagaimana dirasakan manusia lainnya. Dalam riwayat shahih disebutkan bahwa menjelang kematiannya Nabi SAW mengambil bajunya lalu meletakkannya di atas wajahnya. Ketika sedang sakaratul maut dan peluh bercucuran beliau berucap:

“Ya Allah bantulah aku dalam menghadapi sakaratul maut”(HR.At-Tirmidzi).

“Ya Allah, mudahkanlah sakaratul maut bagiku.Tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah. Sesungguhnya kemaian memiliki saat-saat sakarat”(HR.Bukhari)

Ketika Abu Bakar ra. sedang menghadapi sakaratul maut, putrinya Aisyah ra. duduk sambil menangis dan mengatakan ; ”Wahai ayah benarkah apa yang pernah dikatakan, Sungguh kekayaan tidak berguna bagi seseorang, bila nafas sampai di tenggorokan dan menyesakkan dada.’ “Lantas Abu Bakar ra. menoleh kepada Aisyah ra dan bertutur : ”Wahai putriku, janganlah berkata demikian tetapi katakanlah, Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari daripadanya’ “

Sungguh sakaratul maut adalah kejadian maha dahsyat.

Manusia Dalam Menyikapi Datangnya Kematian Dan Sakaratu Maut          

Meskipun manusia telah memaklumi bahwa kematian pasti akan tiba, tetapi mereka tidak sama dalam menyikapinya.

Pertama, mereka yang mempersiapkan diri sepenuhnya.
Al-A’mash, seorang muhaddits, ketika anak-anaknya menangisi menjelang kematiannya, ia mengatakan :”Janganlah kalian menangisi aku, sebab demi Allah aku tidak pernah ketinggalan takbiratul ihram bersama imam selama enam puluh tahun.”

Sa’id bin Musayyab berkata saat sekarat ;”Segala puji bagi Allah, tidaklah mu’adzin melantunkan adzan selama empat puluh tahun melainkan aku berada di masjid Rasul.”

Mereka ini menyiapkan diri untuk kematian dengan amal-amal shalih dan taubat yang murni pada pagi dan petang hari.

Kedua, mereka yang melalaikanya.
Al-Watsiq adalah khalifah Bani Abasiyah yang dikenal bengis dan telah membunuh Ahmad bin Nashir Al-Khuza’i salahah seorang tokoh Ahli Sunnah Wal Jama’ah karena menolak mengatakan Al Qur’an itu makhluk.As-Suyuti menyebutkan dalam Tarikh Al- Khulafa’ bahwa ketika dia telah mati dan dibaringkan, tiba-tiba seekor tikus datang lalu mengambil kedua matanya dan memakannya.

Dan telah diriwayatkan bahwa salah seorang dari mereka mati dengan mengulang-ulang salah satu nyanyian dan tidak mau mengucapkan kalimat syahadat.

Mereka mati dalam kelalaian dan kemaksiatan. Semoga Allah menyelamatkan kita.

Akhir Dari Kematian

Akhir kematian manusia hanya ada dua macam;

Pertama, Husnul Khatimah ( akhir yang baik ), jika seorang mampu meraih sebab-sebabnya. Bila ini yang terjadi, maka balasannya adalah surga.

Kedua, Su’ul Khatimah (akhir yang buruk),jika seorang tidak mampu menjauhi sebab-sebabnya. Bila ini yang terjadi maka balasannya adalah neraka. Naudzu billah.

Bersiap Sebelum Kematian Tiba

Hal-hal yang harus dilakukan bagi seorang muslim sebelum kematian itu tiba :

Pertama, Mengingat kematian.
Rasulullah bersabda : ”Perbanyaklah mengingat penghancur kelezatan” (HR.At-Tirmidzi).

Hal ini bisa dilakukan dengan berziarah kubur. Rasulullah bersabda : ”Berziarahlah kubur, karena itu mengingatkan akhirat.”

Atau bisa dilakukan dengan cara bergaul dengan orag-orang shalih. Karena mereka menghiasi kehidupannya dengan kashalihan, jauh dari kesia-siaan yang melalaikan manusia dari kematian.

Kedua, Tadabbur Al-Qur’an, menghayati isinya, menghafalkan ayat-ayatnya dan mengamalkannya.
Apabila Al Qur’an bertemu denga hati yang sadar, maka itu memiliki dampak yang besar. Ia mengingatkan datangnya kematian, kenikmatan surga dan adzab neraka. Karenanya para salafus shalih selalu maksimal dalam berinteraksi dengan Al Qur’an.

Ketiga, Pendek angan- angan.
Pendek angan-angan memotifasi seseorang bermujahadah secara maksimal untuk mengisi waktunya dengan amal-amal shalih setelah ia menyadari hakekat kehidupan.       

Dari Abdullah Ibnu Umar, Rasulullah SAW bersabda:

“Jadilah kamu di dunia seakan-akan kamu adalah orang asing atau seorang musafir”. Ibnu Umar berkata :”Jika engkau berada pada sore hari, maka jangan menunggu pagi harinya, dan jika engkau berada pada pagi hari, maka jangan menunggu sore harinya. Pergunakan kesehatanmu sebelum sakitmu dan hidupmu sebelum matimu” (HR.Bukhari)

Keempat, KKN .
Allah SWT berfirman: “Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (QS. an-Nur:31)

Rasulullah SAW bersabda : “Orang yang bertaubat dari dosa bagaikan orang yang  tak berdosa.” (HR.Ibnu Majah dan Ath-Thabrani).

Kata Penutup

Begitulah fenomena kematian, datangnya pasti dan penuh rahasia, sakaratnya dahsyat, akhirnya menakutkan. Tidak ada yang lebih baik bagi seorang mukmin kecuali sadar untuk kemudian mempersiapkan diri dalam menghadapinya. Semoga Allah SWT memudahkan kita dalam urusan kehidupan dunia dan akhirat. Amin.



Sumber : Facebook Artati Sansumardi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad

Responsive Ads Here