Bunda yang Bikin Marah Presiden SBY - Bulan Sabit Kembar

Breaking

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Post Top Ad

Responsive Ads Here

19 Oktober 2013

Bunda yang Bikin Marah Presiden SBY

Seorang wanita membuat negeri ini geger. Presiden marah besar. Maka foto wanita itu dengan para menteri pun beredar. Tapi betulkah ia istri seorang Dirjen?

Selama hampir 10 tahun menjadi Presiden, belum pernah SBY semarah ini. Wajahnya merah-padam, suaranya tajam, dan sesekali tangannya ia gerakkan. Sasaran kemarahan SBY adalah Luthfi Hasan Ishaq, bekas Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang kini masuk bui karena dituduh KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) terlibat suap kuota impor daging sapi. ‘’Itu 1000 persen bohong,’’ teriak SBY. Sebentar lagi SBY bilang pula, ‘’Itu 2000 persen bohong.’’ Yang dituduhnya bohong 1000 persen dan 2000 persen itu tentulah Luthfi Hasan Ishaq.

Pada malam itu Kamis, 10 Oktober 2013, Presiden SBY baru saja mendarat di Bandar Udara Halim Perdanakusuma Jakarta, setelah menyelesaikan kunjungan luar negeri. SBY segera mendapat laporan dari para pembantunya bahwa paginya ketika  diperiksa oleh majelis hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, terdakwa Luthfi Hasan Ishaq mengungkapkan nama Bunda Putri sebagai teman dekat Presiden SBY.

Luthfi mengaku pertama kali mengenal Bunda Putri di rumah Ketua Dewan Syuro PKS Ustadz Hilmi Aminuddin di kawasan Lembang, Jawa Barat. Dia dikenalkan dengan wanita itu oleh Hilmi. Tentu saja di kalangan mereka Bunda Putri cukup dihormati selaku orang dekat Presiden SBY yang kerap kali membawa dan menyampaikan pesan SBY untuk orang-orang partai yang tergabung dalam koalisi pendukung Pemerintah.

Bila diingat Luthfi dulu adalah Presiden (Ketua Umum) PKS maka tak aneh kalau dia kerap menerima dan menyampaikan pesan kepada Presiden SBY yang menjadi pemimpin partai koalisi. Mungkin pula pesan Presiden diterima dan disampaikan melalui Ketua Dewan Syuro Ustadz Hilmi Aminuddin, selaku orang yang paling dituakan di dalam struktur kepemimpinan PKS.

Selama dua priode kepresidenan SBY, PKS selalu tergabung dalam koalisi partai pendukung pemerintah. Artinya, tak aneh kalau Luthfi selaku pemimpin PKS menerima dan mengirimkan pesan kepada Presiden SBY selaku pimpinan koalisi partai pemerintah. Dalam hal ini pesan itu rupanya diterima dan disampaikan melalui Bunda Putri. Klir, tak ada yang aneh di sini.
Ketika bersaksi dalam perkara terdakwa Ahmad Fathanah , Luthfi mengaku pernah menemui Bunda Putri untuk mengkonfirmasikan isu pergantian menteri dari PKS di dalam kabinet.

Langkah ini sekaligus untuk menjelaskan pula kepada Bunda Putri tentang kedudukan Menteri Pertanian Suswono, kader PKS, dalam kasus suap pengurusan kuota impor daging sapi.

Jadi sesungguhnya Bunda Putri itu sesuatu yang kongkret, bukan khayalan. Sebagaimana diungkapkan mantan Presiden PKS Luthfi Hassan Ishaq, Bunda Putri menjadi penghubung mereka selama ini dengan Presiden SBY. Yang aneh dan sekaligus membingungkan: mengapa tiba-tiba Presiden SBY jadi marah besar? Apakah SBY keberatan nama Bunda Putri diumumkan ke luaran sebagaimana dilakukan Luthfi Hassan Ishaq di depan sidang pengadilan?
Boleh jadi SBY keberatan identitas Bunda Putri yang menjadi penghubungnya selama ini dengan orang-orang PKS (dan mungkin juga dengan pemimpin partai koalisi lainnya) dibuka di depan umum. Itu bisa dipahami. Tapi Presiden SBY juga harus memahami posisi Luthfi Hasan Ishaq selaku seorang terdakwa di depan sidang pengadilan. Apalagi yang mendesaknya menjelaskan tentang Bunda Putri itu adalah majelis hakim, orang yang sangat berkuasa yang bisa menghitam atau memutihkan nasib Luthfi.

Yang lebih penting dari itu sewaktu mengungkap eksistensi Bunda Putri, Luthfi berstatus saksi untuk terdakwa Akhmad Fathanah. Selaku saksi, Luthfi telah disumpah untuk memberikan keterangan yang sebenarnya. Ancaman laknat Allah dan sanksi pidana menunggunya bila ia berkata bohong.

Jadi ketika kemudian pada malamnya Presiden SBY berteriak-teriak dari Bandar Udara Halim Perdanakusumah menuduh Luthfi berbohong 1000 persen atau 2000 persen, berarti SBY menuduh Luthfi melakukan kesaksian palsu di pengadilan.

Mestinya SBY menyampaikan tuduhan itu di depan pengadilan yang sama. Dan yang paling penting, Presiden SBY harus disumpah lebih dulu oleh hakim. Jadi kalau SBY hanya berteriak-teriak di luar pengadilan, jelas tak ada gunanya. Secara hukum kesaksian Luthfi bahwa Bunda Putri adalah teman dekat Presiden SBY tetap yang paling benar secara hukum.

SIAPA BUNDA PUTRI

Ketika marah-marah tadi, Presiden SBY yang mengaku tak mengenal Bunda Putri sempat menjanjikan akan mengecek Bunda Puteri kepada para stafnya. Ia berjanji secepat mungkin akan mengumumkannya kepada masyarakat. Ternyata sampai sekarang (sudah lebih seminggu) SBY tak memenuhi janji itu.

Tapi kalau dicek di media massa, termasuk di internet, setelah pernyataan Presiden SBY itu identitas Bunda Puteri betul-betul menjadi pusat pembicaraan. Dari berita-berita itu ternyata ada 2 versi tentang Bunda Puteri.

Versi pertama, ternyata Bunda Puteri adalah isteri Kombes (Pol) Purnawirawan Purnomo D. Rahardjo, Kepala Rumah Tangga keluarga Presiden SBY di Cikeas.  Nama lengkapnya Sylvia Soleha, dan namanya yang lain adalah Non Saputri. Tapi ia biasa dipanggil Bu Pur (dari nama suaminya Purnomo). Wanita asal Cilimus, Kuningan, Jawa Barat itu menetap di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan. Luthfi Hasan Ishaq, atau Abdul Hakim, putra Ustadz Hilmi Aminuddin yang juga pernah bersaksi di pengadilan, sudah pernah datang ke rumah Bunda Puteri di Pondok Indah.

Kalau versi ini benar, sangat aneh Presiden SBY berteriak-teriak tentang Bunda Puteri, orang yang ternyata ada di ketiaknya sendiri di Cikeas. Apalagi dikabarkan Bu Pur alias Sylvia Soleha itu sangat dekat hubungannya dengan Nyonya Ani Yudhoyono. Bunda Puteri dilaporkan sering terlihat bersama Nyonya Ani Yudhoyono, termasuk dalam acara-acara formal. Karena kedekatannya dengan Ibu Negara itulah dikabarkan cukup banyak pengusaha yang berusaha mendekati Bunda Puteri guna mencari akses ke Istana.

Maka setelah Presiden SBY marah-marah, di media bermunculan foto Bunda Puteri dengan orang-orang dekat SBY. Misalnya, foto Bunda Puteri bersama Mensesneg Sudi Silalahi, atau bersama Mensekab Dipo Alam, dan Menpora Andi Mallarangeng. Foto-foto itu semua membuktikan bahwa Bunda Puteri memang bukan orang asing di Istana. Yang paling merepotkan bagi SBY, bukti-bukti yang bermunculan itu seakan ingin memperjelas sekarang siapa yang berbohong 1000 atau 2000 persen? SBY atau Luthfi Hasan Ishaq?

Lebih repot lagi dikabarkan pula bahwa Bunda Puteri sesungguhnya terlibat dalam proyek Hambalang yang sedang ditangani KPK. Tapi anehnya KPK sampai saat ini tak pernah memeriksanya. Sudah bukan rahasia lagi selama ini KPK selalu tebang pilih dalam menetapkan para tersangka.

Kedekatan Bunda Puteri dengan Istana tampaknya menyebabkan KPK enggan menyentuhnya.  Karena itulah Kompasiana 12 Oktober lalu, memuat artikel berjudul: ‘’Bunda Puteri (Sylvia Soleha) Aktor Utama Hambalang yang Diselamatkan KPK’’.

Padahal menurut berita itu Sylvia Soleha adalah tokoh yang berperan mempengaruhi kebijakan para politisi (di DPR) dan para pejabat pemerintah sehingga terlaksananya proyek Hambalang yang ternyata belakangan terbukti menurut pemeriksaan BPK merugikan keuangan negara ratusan milyar rupiah. Atau seperti dikatakan Luthfi Hasan Ishaq di pengadilan, Bunda Puteri adalah orang yang ‘’mengkondisikan’’ para pengambil keputusan di negeri ini. Apalagi dia adalah teman Presiden SBY.

Nama Sylvia Soleha sudah disebut dalam laporan investigasi KPK terhadap Mindo Rosalina Manulang, Direktur Pemasaran PT Anak Negeri, perusahaan milik Nazaruddin, Bendahara Partai Demokrat. Ketika itu Mindo menyebut ada nama seorang pengusaha yang direkomendasikan Departemen Rumah Tangga Cikeas. ‘’Tapi saya lupa namanya,’’ kata Mindo dalam laporan investigasi KPK itu.

TERUNGKAP JELAS DALAM AUDIT BPK

Dalam audit BPK tentang proyek Hambalang nama Bunda Puteri juga disebut. Di situ Bunda Puteri digambarkan sebagai orang dekat Presiden SBY yang turut meyakinkan para pejabat penting negeri ini agar mengubah kontrak proyek Hambalang dari tahun tunggal (single year)  menjadi tahun jamak (multiyear). Di situ diceritakan bagaimana Bunda Puteri bertemu dengan Menpora Andi Mallarangeng dan stafnya Wafid Muharam. Mereka keduanya kini sudah ditangkap dan ditahan KPK.

Tapi sosok Bunda Putri ternyata bukan orang sembarang. Paling tidak kalau didengar apa yang dikatakan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro. Seperti diketahui sejak 13 Oktober lalu, di Twitter beredar foto Sang Menteri bersama Bunda Puteri.

Ternyata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan bahwa foto yang beredar itu benar adanya. Foto itu diambil saat Purnomo menjadi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, beberapa tahun yang lalu.

Hal itu disampaikan Purnomo kepada Kompas di sela-sela acara ulang tahun ke-3 Indonesia Maritime Institute di Balai Kartini, Jakarta, Senin (14/10/2013). Foto bersama itu dibuat di saat Purnomo bertemu dengan Tan Sri Azizan, pendiri Petronas, perusahaan minyak milik pemerintah Malaysia.

Lokasi dan waktu tepatnya peristiwa itu Purnomo sudah lupa. Di dalam foto itu berdiri empat orang menatap ke depan. Bunda Puteri alias Non Saputri paling kiri, kemudian pendiri Petronas Tan Sri Azizan memegang suvenir Menara Kembar Petronas, lalu Purnomo Yusgiantoro, dan kemudian seorang pria yang seingat Purnomo juga dari Petronas.
Namun Purnomo mengatakan bahwa ia tak mengenal khusus Saputri. Ia juga tak pernah diperkenalkan secara khusus dengan wanita itu. Yang dia ingat ketika itu, Saputri datang sebagai anggota rombongan Petronas. ”Dia dibilang sebagai wakil Petronas di Indonesia atau semacam itu,” kata Purnomo. Artinya, dari cerita ini Bunda Putri bukan orang sembarangan.
Siapa sebenarnya Bunda Puteri, Purnomo mengaku tak tahu. Ia hanya bertemu Saputri dalam rangka urusan Petronas itu.  ”Saya tak pernah lagi bertemu setelah itu. Dia juga tak pernah muncul sebagai orang migas perusahaan lain,” kata Purnomo.

Seperti diketahui sosok Bunda Puteri pertama kali muncul dalam rekaman percakapan telepon antara Ridwan Hakim, anak Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera Hilmi Aminuddin; dengan mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaq.

Kemudian nama Bunda Puteri kembali disebut Luthfi saat bersaksi dalam persidangan untuk terdakwa Ahmad Fathanah di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, 10 Oktober lalu. Luthfi bahkan menyebut Bunda Puteri sebagai orang dekat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan kerap membawa dan menyampaikan pesan SBY. Presiden SBY langsung marah besar dan membantahnya melalui konprensi pers tadi.

Pengakuan seorang kerabat Bunda Puteri di Desa Cilimus, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, memberikan gambaran yang lain lagi tentang Bunda Putri. Kerabat yang enggan namanya disebutkan itu mengungkapkan bahwa Bunda Puteri memang banyak mengenal pejabat negara dan petinggi partai.

”Kalau pulang kampung, dia (Bunda Puteri) sering pamer kedekatannya dengan para pejabat. Dia sengaja teleponan pakai loudspeaker supaya saya bisa mendengar siapa yang omong dengan dia,” tutur kerabat itu.

Menurut dia, seorang mantan menteri yang kini tersandung kasus dugaan korupsi proyek Hambalang pernah datang ke rumah Bunda Puteri di Cilimus, akhir Desember 2012.  Selain itu, petinggi salah satu partai politik yang kini tersandung kasus suap kuota daging sapi impor pernah pula mendatangi rumah Bunda Puteri di Cilimus pada Lebaran 2013.

”Lebaran kemarin, dia (Bunda Puteri) pulang bersama suaminya yang menjabat sebagai Dirjen Hortikultura (Kementerian Pertanian),” ujar sumber itu. Nah, Bunda Puteri ini bersuamikan Dirjen, sedang Bunda Putri yang tadi adalah isteri seorang  purnawiraran polisi yang menjadi staf rumah tangga Presiden SBY di Cikeas. Yang benar Bunda Putri isteri seorang Dirjen atau purnawirawan polisi? 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad

Responsive Ads Here