Galau. Lagi-lagi galau. Kenapa galau? karena harus
memilih antara Jokowi dan PKS. Jokowi memang membuat kepincut banyak
orang termasuk saya. Gaya blusukan dan ndeso membuat ia semakin
merakyat. Gaya bicara yang apa adanya juga fenomenal. Kadang menarik
kadang kurang pertimbangan matang. Ia bak artis saat ini. Kemana-mana
pasti menjadi berita. Gaya rambut pun jadi topik berita. Masuk lubang
saluran air, naik ke atas pondasi bangunan, melihat bangungan rubuh saja
terekspos oleh media. Seolah-olah media menjadi teman akrab Jokowi.
PKS
oh PKS. Sayang sekali dia sedang terkena prahara nan panjang.
Badai-badai sepertinya lebih suka menyapa PKS daripada elite politik
dari partai lain. Entah apa yang bagus dari pemberitaan itu karena PKS
bukan apa-apa dibanding partai besar lainnya. Tapi saya juga kepincut.
Kader-kadernya sudah sering blusukan, menyapa dan memberi
bantuan terhadap masyarakat dimanapun PKS berada. Bakti sosial, tazkiyah
bagi tetangga yang berduka, dan lain-lain. Saya tidak mampu menyebutkan
program-program apa saja yang dilakukan PKS saking bejubel-nya.
Tidak sekadar itu, pembinaan masyarakat dan pengajian juga lebih sering
diadakan oleh PKS. Ia (tampaknya) tidak hanya membenahi ekonomi dan
kesulitan masyarakat, tapi juga mengobati sumber kegalauan dan masalah
itu. Ya… hati, agama dan kebahagiaan sejati.
Pilih Jokowi atau
PKS? saya masih bingung. Jokowi memang figur yang bagus terlebih buat
kota Jakarta yang semrawut. Tapi sayang seribu sayang, kok saya
melihat ia ‘akan berpindah’ ke lain hati. Kalau orang sudah cinta itu
dibilang, (maaf) berkhianat. Dia belum tuntas menunaikan amanah dan
kepercayaan masyarakat DKI Jakarta menjadi Jakarta Baru. Tapi sudah
banyak isu akan menjadi calon presiden atau wakilnya. Saya mau berpesan
ke Pak Jokowi, janganlah mengumbar jabatan belaka. Pentingkanlah
kesejahteraan masyarakat dan pembenahan Jakarta. Kartu Jakarta Sehat
belum beres. Kartu Jakarta Pintar baru berjalan. Belum lagi, kasus-kasus
rumah susun yang masih belum selesai. Pedagang Kaki Lima juga menunggu
langkah Jokowi terkait usaha mereka di Jakarta. Soalnya banyak penggusuran di beberapa pasar dan pembersihan stasiun KA di jakarta.
PKS
memang layak didukung sebagai partai. Walau tokohnya belum ada yang
terlihat bakal maju memenuhi bursa calon presiden dan wakil pada pemilu
2014. Tapi partainya tetap memiliki tempat tersendiri di masyarakat.
Walau media membadai, PKS tetap membersamai masyarakat dengan aksi-aksi
sosial dan simpatiknya. Jokowi memang diusung oleh PDIP tetapi terlihat
bekerja sendiri. Sedangkan PKS kemana-mana selalu terlihat kebersamaan
dan persaudaraannya. Sungguh indah jika pemimpin-pemimpin negeri ini
saling bekerja sama membangun bangsa. Pasti ga ada yang riweh seperti sidang DPR yang kadang ricuh.
Pilih Jokowi atau PKS? ini akan selalu menjadi pertanyaan hingga pemilu 2014.
Apakah
benar Jokowi akan meninggalkan amanah gubernur DKI yang belum lama dan
berbekas ini demi kursi presiden atau wakilnya? Atau PKS punya calon
presiden atau wakil yang juga memberi harapan bagi Indonesia yang
bermoral dan sejahtera. (sbb/dakwatuna)
Post Top Ad
Responsive Ads Here
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Post Top Ad
Responsive Ads Here
Author Details
Kebenaran adalah sesuatu yang pasti dan tidak akan pernah mati dan akan selalu bersama sepanjang kehidupan dunia ini. Jadilah bagian dari penyampai kebenaran meskipun kadang hal tersebut sulit dilakukan ditengah derasnya informasi yang kadang menyesatkan.Jika Anda memilih menjadi salah satu dari penyampai kebenaran, maka yakinlah bahwa Anda berada diantara ribuan orang lain yang bersama dengan Anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar