Februari 2014 - Bulan Sabit Kembar

Breaking

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Post Top Ad

Responsive Ads Here

24 Februari 2014

Hingga Kini Kristen Afrika Tengah Masih Hancurkan Masjid-masjid

FPI: Jangan Golput, Negeri Ini Harus Kita Rebut

Inilah 9 Ciri Dukun Berbaju Ulama

Kasus Rohis MetroTV Pecah Rekor Aduan ke KPI

PDIP Mulai Kelabakan Ketika Walikota Risma Curhat kemana-mana

Awas... Denda Rp 5 Juta Untuk Yang Berkata Kotor

Daftar Nama Caleg Aliran Sesat Tahun 2014, Sebagai Berikut

Ribuan kader NasDem terbengkalai usai apel siaga di GBK

Mengejutkan, Kabinet Pemerintahan Kudeta Mesir Membubarkan Diri

Cendekiawan Mesir Dr Raghib As-Sirjani akan Hadir di IBF 2014

Aneh... Kasus Narkoba Caleg Hanura Macet di Jaksa

Ketua Majelis Syuro Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra kembali berkomentar mengenai pelaksanaan pemilu serentak yang baru akan dilakukan pada pemilu 2019. Menurutnya, ia telah mengingatkan akan potensi bahaya jika pemilu serentak tak digelar tahun ini. “Kalau terjadi sesuatu yang buruk dalam pemilu kali ini dan juga dalam perjalanan bangsa lima tahun ke depan, semoga saya tidak disalahkan,” katanya melalui pesan singkat, Senin (24/2). Ia menilai, Mahkamah Konstitusi (MK) tampaknya sengaja menunda sidang pleno permohonan uji materi UU Pilrpres yang ia ajukan. Karena setelah sidang pendahuluan pada 21 Januari dan 3 Februari 2014, MK belum memulai sidang lanjutan. Ia pun mengaku tidak tahu kapan MK akan membuka sidang pleno membahas uji materi UU Pilpres yang diajukan. Padahal, tidak lazim MK menunda sidang pleno begitu lama. “Sudah lebih sebulan sesudah sidang pendahuluan, pleno belum juga dimulai,” katanya. Padahal, lanjut dia, kampanye pileg sudah akan dimulai pada 16 Maret 2014. Artinya, dari segi waktu, kini hampir tidak mungkin permohonan uji materi itu akan diputus MK sebelum Kampanye pileg. Dengan kata lain, pileg dan pilpres tetap dilaksanakan terpisah. Penyatuan baru dilaksanakan dalam pemilu 2019 sebagaimana putusan MK atas uji materi yang diajukan Effendi Ghazali dkk. “Itu berarti pula bahwa ambang batas atau presidential threshold dalam pencapresan masih akan tetap berlaku,” tambahnya. Yusril mengaku siap menerima fakta tersebut. Karena sebagai akademisi hukum tata negara dan aktivis pergerakan, ia merasa sudah berbuat apa yang diyakini sebagai yang terbaik. “Saya sudah berusaha melakukan perubahan. Kalaupun gagal, apa boleh buat, saya ambil hikmahnya… Semoga yang terbaik juga yang terjadi pada bangsa ini, yang makin hari dalam penilaian saya, makin karut marut,” tuturnya. Sumber: http://www.dakwatuna.com/2014/02/24/46729/yusril-semoga-saya-tak-disalahkan/#ixzz2uFKEkDno Follow us: @dakwatuna on Twitter | dakwatunacom on Facebook

Indonesia Butuh ‘Presiden Kompeten’ bukan ‘Presiden Selera Nusantara’

"Kalau Kamu Payah Dan Enggak Ngerti DPR Jangan Golput...."

PKS Akan Membuat Kejutan Besar Di Pemilu 2014

Syiah Indonesia : TENGAH MEMPERSIAPKAN REVOLUSI

Ustaz Arifin Ilham : Nauzubillah, Anak Jangan Dijadikan Artis

Aher Berikan Motivasi Pada Kader PKS Depok Agar Tetap Optimis Menjadi Pemenang

Raja Yordania: Kampung Halaman Baru untuk Rakyat Palestina Angan-angan Politik

Ridwan Saidi Sebut 'Medsos' Sumber Perpecahan

Ingat Kata Bimbim, Loe Nggak Milih Nggak Boleh Protes

PKS dan Identitas Partai Sunni

Jerman Semakin Membahayakan, Ijinkan Israel Tempati Kedutaannya di Negara Muslim Bahkan di Indonesia

Politisi PDIP Yakin PKS Korban Intelijen Dalam Kasus Sapi, PKS Tantang PDIP Bongkar Operasi Intelijen!

Jika PDIP Kalah, Maka Pemilu Akan Dianggap Curang?

Alasan Kenapa Partai Keadilan Sejahtera Harus Memenangkan Pemlu 2014

20 Ribu Kader PKS Banten Apel Siaga, Siap Menangkan Pemilu 2014

Gonjang-Ganjing RUU KUHAP/KUHP....

KPK Dikecam Minta Tarik RUU KUHAP

Publik Masih Yakiin Parpol Islam Menang Pemilu, Ini Buktinya

Pembebasan Polisi Terkait Pembunuhan Demonstran, Tidak Berlaku Untuk Mubarok

Post Top Ad

Responsive Ads Here